Senin, 14 November 2011
Kampanye Dinar-Dirham Digencarkan
Kampanye Dinar-Dirham Digencarkan
Senin, 14 November 2011 pukul 08:16:00
Oleh Mohammad Akbar
Lembaga zakat diminta aktifkan masyarakat membayar zakat dengan dinar dan dirham.
JAKARTA - Upaya memperluas penggunaan dinar emas dan dirham perak dalam keseharian umat Islam terus dilakukan. Zaim Saidi, direktur Wakala Induk Nusantara (WIN) yang juga pegiat dinar-dirham, menyatakan, momen Tahun Baru 1433 Hijriah mendatang akan dijadikan pijakan untuk mengampanyekan dinar dan dirham agar semakin dikenal.
Ia mengatakan, hingga sekarang dinar dan dirham sudah lazim digunakan. Artinya, ada sebagian umat Islam yang menggunakannya untuk bertransaksi dan membayar zakat. Indikator yang mudah sebagai patokan adalah kian berkembangnya tempat-tempat untuk memperoleh dinar dan dirham yang disebut dengan wakala di seluruh Indonesia.
Meski demikian, ia mengaku dinar-dirham masih belum begitu luas penggunaannya. Oleh karena itu, ia bersama jaringan pengguna dinar dan dirham terus bergerak mengenalkan kedua koin tersebut. Sekitar sebulan lalu, koin emas dan perak mulai diperkenalkan kepada para pedagang, khususnya pedagang buah di Pasar Induk Kramat Jati. "Responsnya bagus,'' kata Zaim kepada Republika, Ahad (13/11).
Kegiatan semacam ini bakal selalu digalang. Rencananya, saat pergantian tahun Hijriah sosialisasi dan transaksi dinar dan dirham akan diarahkan ke segmen lainnya. Mereka menyasar mal-mal yang juga memungkinkan menjadi tempat transaksi. Belum dipastikan di mana terlebih dahulu proyek percontohannya atau berapa mal yang bakal dibidik.
Zaim hanya menyatakan, nanti bergantung pada kesiapan saja, baik tempat maupun wilayahnya. Ia yakin penyadaran itu akan membuahkan hasil. Kantor dan kampus merupakan tempat-tempat lain untuk mengajak Muslim menggunakan dinar dan dirham. Bahkan, ada kantor yang telah menjalankannya.
Ia berharap, lembaga-lembaga pengelola zakat secara aktif mengampanyekan dinar dan dirham sebagai alat pembayar zakat. Menurut dia, baru Dompet Dhuafa yang proaktif melakukannya. Lembaga ada, tetapi bersifat pasif. Artinya, kalau ada muzaki yang membayar zakatnya dengan dua koin itu mereka terima, tetapi tak berinisiatif mempromosikan.
Pada 2010, Dompet Dhuafa menyalurkan zakat dari dirham mencapai 2.000 dirham, demikian pula pada 2011. Semestinya, lembaga zakat turut berperan. Ia menambahkan, aktivitas rutin yang telah berlangsung sejak lama adalah festival hari pasaran. Dalam hari tertentu, digelar semacam bazar dengan dinar dan dirham sebagai alat transaksinya.
Kegiatan semacam ini terdapat di Bandung, Jakarta, dan daerah lainnya. Ada pula seseorang yang memutuskan mendirikan toko dengan alat tukar bukan rupiah. Sofyan Aljawi, penggerak kampung jaringan wirausahawan dan pengguna dinar-dirham nusantara (Jawara) Cilincing, Jakarta Utara, mengatakan, saat ini permintaan dirham sangat tinggi.
Sayangnya, keterbatasan stok menyebabkan penggunaannya belum maksimal. Dalam dua tahun terakhir ini, telah terjadi peningkatan cukup pesat permintaan terhadap dirham. Ia menyatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 3.200 koin dirham yang beredar di Cilincing. Para pengguna di sana umumnya adalah nelayan dan pedagang. Mereka memanfaatkannya untuk belanja bahan-bahan pokok.
Rata-rata, setiap kepala keluarga mempunyai lima koin dirham. Padahal, mereka menginginkan lebih dari itu. Sayangnya, keterbatasan membuat mereka harus puas dengan kondisi sekarang. Ia menjelaskan, kesadaran masyarakat atas dirham karena kenyataan bahwa perak lebih tahan terhadap inflasi dan nilainya cenderung naik.
Ia menggambarkan, saat dirham mulai diperkenalkan di Cilincing, satu dirham setara dengan Rp 28 ribu dan dalam dua tahun terjadi peningkatan. Saat ini, satu dirham nilainya sudah mencapai Rp 66 ribu. "Inilah yang menyadarkan mereka dan sangat tertarik dengan dirham,'' katanya. Lebih jauh, ia mengatakan, ternyata dirham tak hanya menarik minat masyarakat Muslim. Dari 200 kepala keluarga yang tertarik dengan dirham, ada yang beretnis Cina dan beragama Kristen. ed: ferry kisihandi
Rekening BCA no.rek: 128 1634 700
KCP (kantor cabang pembantu) Pasar Minggu
a/n Chandra Aditya Pandji Anom
a/n Chandra Aditya Pandji Anom
BSM Warung Buncit dg No.rek: 0030 1240 40
a/n Maryam Rachmayani Y (istri saya)
Bank Mandiri dg No. rek. 070-00-04654351.
Untuk informasi mengenai dinar dan dirham lebih lanjut bisa lihat di SYARIFAH DINAR (agen resmi Gerai Dinar): http://chandra-anom.blogspot.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar